Banyaknya emisi udara akibat kegiatan manusia, industri ataupun kejadian alam akibat perubahan iklim akan berdampak terhadap penurunan dan pencemaran kualitas udara ambien. Oleh karena itu, pengukuran kualitas udara tidak hanya penting untuk menjaga kesehatan manusia tetapi juga untuk melindungi lingkungan dan merancang kebijakan yang efektif. Dengan demikian perlu dilakukan pengendalian kualitas udara yang baik dengan cara pengelolaan kualitas udara emisi  dan  ambien.

Video Dampak Polusi Udara yang Menyebabkan 10.000 Kematian per Tahun

Konsep Pengendalian Pencemaran Udara

Pencemaran udara didefinisikan hadirnya kontaminan di dalam udara seperti gas, kabut, busa, debu, bau-bauan, asap, uap dalam kuantitas tertentu yang dapat menimbulkan gangguan terhadap kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Dengan kata lain kualitas udara telah melampaui baku mutu kualitas udara. Penurunan Kualitas Udara didefinisikan sebagai Kualitas udara menurun, namun masih memenuhi peruntukan dan belum sampai pada tingkat tercemar atau masih di bawah baku mutu peruntukan udara.

Baku mutu lingkungan hidup adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang  keberadaannya dalam  suatu sumber daya tertentu sebagai unsur lingkungan hidup.

Sedangkan yang dimaksud dengan “pengendalian pencemaran udara” adalah upaya pencegahan dan/ atau penanggulangan Pencemaran Udara serta pemulihan Mutu Udara (PPRI No. 22 Tahun 2021).

Berdasarkan UU No. 32 Tahun 2009, bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat  merupakan hak asasi setiap warga negara Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 28H Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 .

Adapun maksud & tujuan pengendalian dampak pada kualitas udara antara lain mencegah dan menangani terjadinya dampak terhadap pencemaran udara dan mengevaluasi pengelolaan yang dilakukan oleh pemrakarsa kegiatan.

Sumber Pencemar Udara

Pencemaran udara disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

1. Faktor alam (internal), yang bersumber dari aktivitas alam, seperti:

  • Abu yang dikeluarkan akibat letusan gunung berapi
  • Gas-gas vulkanik
  • Debu yang beterbangan di udara akibat tiupan angin
  • Bau yang tidak sedap akibat proses pembusukan sampah organik

2. Faktor manusia (eksternal), yang bersumber dari hasil aktivitas manusia, seperti:

  • Hasil pembakaran bahan-bahan fosil dari kendaraan bermotor
  • Bahan-bahan buangan dari kegiatan pabrik industri yang memakai zat kimia organik dan anorganik
  • Pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara
  • Pembakaran sampah rumah tangga
  • Pembakaran hutan

Kualitas udara sangat dipengaruhi oleh besar dan jenis sumber pencemar yang ada seperti dari kegiatan industri, kegiatan transportasi dan lain-lain. Masing-masing sumber pencemar yang berbeda-beda baik jumlah, jenis, dan pengaruhnya bagi kehidupan. Pencemar udara yang terjadi sangat ditentukan oleh kualitas bahan bakar yang digunakan, teknologi serta pengawasan yang dilakukan.

Dampak Pencemaran Udara

Pencemaran udara memiliki dampak negatif yang luas terhadap kesehatan manusia, lingkungan, dan ekonomi. Dampaknya bisa langsung maupun jangka panjang, serta mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. 

Dampak terhadap Kesehatan Manusia:
  • Gangguan Pernapasan: Asma, bronkitis, pneumonia, PPOK, dan kanker paru-paru adalah beberapa penyakit pernapasan yang disebabkan atau diperparah oleh polusi udara. 
  • Penyakit Jantung dan Stroke: Partikel polusi udara dapat memicu peradangan pada pembuluh darah, meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. 
  • Masalah Kesehatan Mental: Kualitas udara yang buruk dapat memengaruhi kadar serotonin dalam tubuh, yang berpotensi menyebabkan depresi dan masalah mental lainnya. 
  • Gangguan Kehamilan: Ibu hamil yang terpapar polusi udara berisiko lebih tinggi melahirkan bayi dengan berat badan rendah, kelahiran prematur, dan keguguran. 
  • Gangguan Kognitif: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa polusi udara dapat memengaruhi fungsi otak dan menyebabkan gangguan kognitif. 
  • Kanker: Polusi udara mengandung zat karsinogenik yang dapat meningkatkan risiko kanker, terutama kanker paru-paru. 
Dampak terhadap Lingkungan:
  • Hujan Asam: Polutan udara seperti sulfur dioksida dan nitrogen oksida dapat bereaksi dengan air di atmosfer dan menyebabkan hujan asam, yang merusak tumbuhan, bangunan, dan perairan. 
  • Kerusakan Lapisan Ozon: Bahan kimia tertentu dalam polusi udara, seperti CFC, dapat merusak lapisan ozon yang melindungi bumi dari radiasi ultraviolet berbahaya. 
  • Pemanasan Global: Gas rumah kaca, seperti karbon dioksida dan metana, yang dihasilkan oleh polusi udara, berkontribusi pada pemanasan global dan perubahan iklim. 
  • Eutrofikasi: Polutan udara yang terbawa oleh hujan dapat menyebabkan pengayaan nutrisi pada perairan, yang dapat memicu pertumbuhan alga berlebihan dan mengurangi oksigen dalam air, membahayakan kehidupan air. 
Dampak terhadap Ekonomi:
  • Biaya Kesehatan: Peningkatan kasus penyakit akibat polusi udara memerlukan biaya besar untuk perawatan medis dan pengobatan. 
  • Kerugian Produktivitas: Penyakit akibat polusi udara dapat menyebabkan ketidakhadiran kerja dan penurunan produktivitas. 
  • Kerusakan Infrastruktur: Hujan asam dan polusi udara dapat merusak bangunan, jembatan, dan infrastruktur lainnya. 
  • Kerugian Sektor Pertanian: Kerusakan tanaman akibat hujan asam dan polusi udara dapat menyebabkan kerugian ekonomi bagi petani. 
jasa monitoring lingkunga, laboratorium lingkungan - pengujian emisi cerobong

Proses pemantauan udara emisi cerobong industri

Penting untuk mengurangi polusi udara guna melindungi kesehatan masyarakat dan lingkungan. Upaya pencegahan dan penanggulangan polusi udara perlu dilakukan secara terpadu dan melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, industri, dan masyarakat. Artikel terkait Pentingnya Pemantauan dan Pengelolaan Kualitas Udara dapat Anda baca guna lebih memahami mengenai udara.

Dampak Menghirup Udara yang Tidak Sehat (Gambaran umum)

Melansir dari iqair.com bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menganggap polusi udara sebagai risiko kesehatan lingkungan terbesar pada tahun 2019, yang diperkirakan berkontribusi terhadap 7 juta kematian dini setiap tahunnya. Di antara anak-anak di bawah usia 15 tahun, polusi udara merupakan penyebab kematian utama, yang menewaskan 600.000 orang setiap tahunnya.

Polusi udara digambarkan sebagai ‘pembunuh diam-diam’ karena jarang menjadi penyebab langsung kematian. Sebaliknya, polusi udara merupakan penyebab kematian dini terbesar ke-4 di dunia, yang meliputi:

  • 29% dari seluruh kematian dan penyakit disebabkan oleh kanker paru-paru
  • 17% dari seluruh kematian dan penyakit disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan bawah akut
  • 24% dari seluruh kematian akibat stroke
  • 25% dari seluruh kematian dan penyakit disebabkan oleh penyakit jantung koroner
  • 43% dari seluruh kematian dan penyakit disebabkan oleh penyakit paru obstruktif kronik

Diperkirakan 99% dari populasi global menghirup udara yang tidak sehat. Meskipun angka ini bervariasi di tiap wilayah, tidak ada satu pun yang bebas dari risiko. Laporan Kualitas Udara Dunia tahun 2024 menemukan bahwa 91% dari 138 negara dan wilayah di seluruh dunia melampaui nilai pedoman PM2.5 tahunan WHO sebesar 5 µg/m3, dengan wilayah Asia Tengah & Selatan di antara sepuluh kota paling tercemar di dunia.

Tingkat polusi udara yang tinggi dapat menyebabkan masalah kesehatan termasuk:

  • Efek jangka pendek: kesulitan bernafas, nyeri dada, mengi, batuk, ketidaknyamanan pernafasan umum, dan iritasi mata, hidung, dan tenggorokan.
  • Efek jangka panjang: kerusakan jaringan paru-paru, kanker, kematian dini, dan perkembangan penyakit pernapasan seperti asma, bronkitis, dan emfisema.

Kelompok yang paling rentan terhadap dampak kesehatan buruk yang parah akibat polusi udara meliputi:

  • Penyakit jantung, seperti penyakit arteri koroner (CAD) atau gagal jantung kongestif
  • Penyakit paru-paru, seperti asma, emfisema, atau penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
  • Orang lanjut usia dan orang lanjut usia
  • Anak-anak di bawah usia 14 tahun
  • Wanita hamil
  • Pekerja luar ruangan
  • Atlet yang berolahraga di luar ruangan dengan giat.

Kita bisa mulai dari diri sendiri dan menemukan solusi di mana pun. Dengan mengamati hasil keluaran dari aktivitas industri secara berkala, industri dapat menerapkan strategi pencegahan pencemaran lingkungan. Industri sebaiknya menggunakan sumber energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan jika tersedia. Anda juga dapat melakukan monitoring udara dengan melakukan pengujian udara ke PT Adhikarilab Indonesia sesuai dengan regulasi yang berlaku. PT Adhikarilab Indonesia merupakan salah satu laboratorium pengujian yang terakreditasi ISO/IEC 17025:2017 dengan nomor akreditasi LP-720-IDN dan teregistrasi sebagai Laboratorium Lingkungan KLHK yang tentunya dapat memenuhi kebutuhan terkait pengujian dan monitoring kualitas lingkungan.


Author: Quality & Marketing Team
Editor: Web Admin

This will close in 50 seconds